Jumat, 22 Maret 2013

contoh strategi dan kelebihan nya



1.      Pengertian strategi information search
Menurut Hendi Burahman (2009), strategi mencari informasi (Information Search) adalah suatu strategi pembelajaran mencari informasi. Informasi dapat diperoleh melalui Koran, buku paket, majalah, atau ineternet. Hal tersebut digunakan agar siswa dapat memiliki informasi lebih tentang materi tersebut. Agar siswa aktif mencari informasi, maka guru membuat suatu permasalahan yang dituangkan di dalam LDS (lembar diskusi siswa). Sedangkan Hisyam Zaini (2004), menjelaskan bahwa Strategi Information Search hampir sama dengan ujian open book. Dimana siswa secara individu atau berkelompok mencari informasi yang dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada mereka. Strategi ini sangat membantu pembelajaran yang dianggap kurang menarik. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh M.L. Silberman (2006), bahwa strategi ini bisa disamakan dengan ujian open-book. siswa dikelas mencari informasi yang menjawab pertanyaan yang diajukan kepada siswa. Strategi ini sangat membantu menjadikan materi yang biasa-biasa saja menjadi lebih menarik.

Pembelajaran dengan menerapkan strategi mencari informasi menekankan pada aspek kerjasama antar individu dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri. Inti pada pembelajaran dengan menggunakan strategi mencari informasi ini adanya saling kerjasama antar anggota kelompok, dimana setiap anggota kelompok mempunyai tanggungjawab secara individu sekaligus kelompok, sehingga dari perbedaan masing-masing individu dapat saling bertukar pikiran dan berinteraksi secara terbuka untuk            menyelasaikan persoalan        yang    dihadapi.
Pencarian informasi ini dilakukan secara berkelompok kecil, yang bertujuan agar permasalahan pada materi tersebut terselesaikan dengan cepat, dan apabila ada siswa yang malu bertanya kepada guru, siswa dapat bertanya dengan teman sekelompoknya, sehingga terjadi tukar pendapat antar anggota kelompok.

a.      Kelebihan dan kekurangan dari strategi information search
Menurut Hendi Burahman (2009), kelebihan dari strategi Information Search (mencari informasi) adalah sebagai berikut:
a.                 Siswa menjadi siap memulai pelajaran, karena siswa belajar terlebih dahulu sehingga memiliki sedikit gambaran dan menjadi lebih paham setelah mendapat tambahan penjelasan dari guru
b.                Siswa aktif bertanya dan mencari informasi
c.                 Materi apat diingat lebih lama
d.                 Kecerdasan siswa diasah pada saat siswa mencari informasi tentang materi tersebut tanpa bantuan guru
e.                 mendorong tumbuhya keberanian mengutarakan penapat secara terbuka dan memperluas wawasan melalui bertukar pendapat secara kelompok
f.                 Siswa belajar memecahkan masalah sendiri secara kelompok dan saling bekerjasama.

Hendi Burahman (2009) menjelaskan bahwa Kelemahan dari strategi information search
adalah Peserta didik yang jarang memperhatikan atau bosan jika bahasan dalam strategi tersebut tidak disukai pelaksanaan strategi harus dilakukan oleh pendidik yang kreatif dan vokal, sedangkan tidak semua pendidik di Indonesia memiliki karakter tersebut. Tidak semua lembaga bisa melaksanakannya, karena fasillitas harus tersedia menjadi hambatan dengan berbagai pola pikir dan karakter peserta didik yang berbeda-beda.

b.      Langkah-langkah pelaksanaan strategi information search
Strategi mencari informasi (Information search) ini cocok untuk meminimalisir kelemahan metode ceramah yang cenderung membosankan. Sudirman Tamin (2010) menjelaskan prosedur pelaksanaannya sebagai berikut:
a.        Melakukan atau membuat panduan pertanyaan yang akan disajikan dalam mencari informasi seputar bahasan
b.      Membagi kelas kedalam dua kelompok kecil
c.       Memberikan panduan-panduan (key-words) kepada masing-masing kelompok
d.      Meminta siswa mencari jawaban atau informasi tentang panduam pertanyaan
e.       Meninjau kembali jawaban siswa (Feedback)
Menurut Penyu (2006), langkah-langkah strategi information search (mencari informasi) adalah sebagai berikut:
a.       Buat beberapa pertanyaan yang dapat dijawab dengan mencari informasi dalam bahan bacaan. Bentuk bacaan: handout, dokumen, buku teks, informasi dari internet, dll
b.      Bagikan pertanyaan tersebut kepada peserta didik
c.        Minta siswa menjawab individual atau kelompok. Kompetensi dapat diadakan untuk meningkatkan partisipasi
d.       Beri komentar atas jawaban yang diberikan siswa. Kembangkan untuk memperluas pembelajaran.

2.      Pengertian Pembelajaran Learning Start With A Question
Strategi learning start with a question adalah suatu strategi pembelajaran aktif dalam bertanya. Mel Silbermen dalam bukunya Active Learning mengemukakan bahwa proses mempelajari sesuatu yang baru adalah lebih efektif jika peserta didik tersebut aktif mencari pola dari pada menerima saja (terus bertanya dari pada hanya menerima apa yang disampaikan oleh pengajar). Satu cara menciptakan pola belajar aktif ini adalah merangsang peserta didik untuk bertanya tentang mata pelajaran mereka tanpa penjelasan dari pengajar terlebih dahulu. Strategi sederhana ini merangsang siswa untuk bertanya, kunci belajar (Silbermen, 2007:144).
a.      Kelebihan Strategi Pembelajaran Aktif Dalam Bertanya (Learning Start With A Question).
Adapun kelebihan dari Strategi Pembelajaran Aktif Dalam Bertanya   (Learning Start With A Question) ini adalah sebagai berikut:
  1. Siswa menjadi siap memulai pelajaran, karena siswa belajar terlebih dahulu sehingga memiliki sedikit gambaran dan menjadi lebih paham setelah mendapat tambahan penjelasan dari guru.
  2. Siswa menjadi aktif bertanya.
  3. Materi dapat diingat lebih lama.
  4. Kecerdasan siswa diasah pada saat siswa belajar untuk mengajukan pertanyaan.
  5. Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan pendapat secara terbuka dan memperluas wawasan melalui bertukar pendapat secara kelompok.
  6. Siswa belajar memecahkan masalah sendiri secara berkelompok dan saling bekerjasama antara siswa yang pandai dengan siswa yang kurang pandai.
  7. Dapat mengetahui mana siswa yang belajar dan yang tidak belajar.
b.      Kekurangan Strategi Pembelajaran Aktif Dalam Bertanya (Learning Start With A Question).
Adapun kekurangan yang dimiliki Strategi Pembelajaran Aktif Dalam Bertanya  (Learning Start With A Question) adalah:
  1. Membutuhkan waktu panjang jika banyak pertanyaan yang dilontarkan siswa.
  2. Jika guru memberikan kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab, pertanyaan atau jawaban bisa melantur jika siswa tersebut tidak belajar atau tidak menguasai materi.
  3. Apatis bagi siswa yang tidak terbiasa berbicara dalam forum atau siswa yang pasif.
  4. Mensyaratkan siswa memiliki latar belakang yang cukup tentang topic atau masalah yang didiskusikan (www.google.com/strategi pembelajaran Learning Start With a Question dan Information Search di sekolah, di akses pada tanggal 08 April 2011)
c.         Langkah-langkah Strategi Pembelajaran  Learning Start With A Question
Adapun langkah-langkah dalam penggunaan Strategi Pembelajaran Aktif Dalam Bertanya (Learning Start With A Question) (Zaini, 2008:44-45) ini adalah:
  1. Guru memilih bahan bacaan yang sesuai dengan materi.
  2. Guru meminta peserta didik untuk mempelajari bacaan sendirian atau dengan teman.
  3. Siswa diminta memberi tanda pada bagian – bagian bacaan yang tidak difahami. Anjurkan mereka untuk memberi tanda sebanyak
Kemudian guru membuat kelompok dan siswa di minta untuk membahas poin- poin yang tidak diketahui.
a.       Di dalam pasangan atau kelompok kecil siswa di minta untuk menuliskan pertanyaan tentang materi yang telah mereka baca.
  1. Siswa di minta untuk mengumpulkan pertanyaan yang telah di tulis.
  2. Guru menyampaikan materi berdasarkan pertanyaan yang di tulis siswa.
3.       Pembelajaran Aktif.
Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa untuk mengalami sendiri, untuk berlatih, untuk berkegiatan sehingga baik dengan daya pikir, emosional dan keterampilannya mereka belajar dan berlatih. Pendidik adalah fasilitator, perancang suasana kelas demokratis, kedudukan pendidik adalah pembimbing dan pemberi arah, peserta didik merupakan obyek sekaligus subyek dan mereka bersama-sama saling mengisi kegiatan, belajar aktif dan kreatif. Disini dibutuhkan partisipasi aktif di kelas, bekerja keras dan mampu menghargainya, suasana demokratis, saling menghargai dengan kedudukan yang sama antar teman,serta            kemandirian    akademis.
Contoh berikut ini merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk pembelajaran aktif tipe The Power of Two. Kegiatan Awal (Alokasi Waktu 10 menit)
Kegiatan awal (10 menit)
    1. mengelompokkan siswa secara berpasangan dengan pengelompokkan heterogen berdasarkan kemampuan akademiknya
    2. Memberikan penjelasan kepada siswa mengenai model pembelajaran The Power Of Two
    3. Menyampaikan tujuan pembelajaran
    4. Menyampaikan materi kepada siswa
    5.  Memberikan LKS kepada siswa
Kegiatan inti (Alokasi waktu 60 menit)
1.       Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang terdapat dalam LKS secara individu. Ajukan beberapa pertanyaan yang membutuhkan perenungan dan pemikiran dalam menentukan jawaban?
2.       Setelah semua siswa selesai membuat jawaban, guru mempersilahkan siswa untuk berpasangan dan saling berbagi mengenai jawaban individu yang telah mereka kerjakan tadi.
3.       Guru meminta pasangan tadi untuk membuat jawaban baru dari masing-masing pertanyaan yang diberikan.
4.      Ketika semua pasangan telah menulis jawabannya, guru membandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan lain dengan cara diundi.
5.      Guru bersama-sama dengan siswa mengukuhkan jawaban yang benar.
6.      Guru meminta siswa untuk merangkum materi pelajaran.
Kegiatan akhir (Alokasi waktu 10 menit)
  1. Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
  2. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya  
4.      Pembelajaran konvensional
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1991:523) konvensional artinya berdasarkan kebiasaan atau tradisional. Jadi, pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru. Pada umumnya pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang lebih terpusat pada guru. Akibatnya terjadi praktik belajar pembelajaran yang kurang optimal karena guru membuat siswa pasif dalam kegiatan belajar dan pembelajaran.
Metode yang sering dipakai dalam pembelajaran konvensional antara lain adalah ekspositori. Metode ekspositori sama seperti metode ceramah dalam hal terpusatnya kegiatan pada guru sebagai pemberi informasi (bahan pelajaran). Tetapi pada metode ekspositori dominasi guru sudah banyak berkurang, karena tidak terus menerus berbicara. Ia berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal disertai tanya jawab. Siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan. Guru bersama siswa berlatih menyelesaikan soal latihan dan siswa bertanya kalau belum mengerti. Guru dapat memeriksa pekerjaan siswa secara individual, menjelaskan lagi kepada siswa secara individual atau klasikal. Siswa mengerjakan latihan sendiri atau dapat bertanya pada temannya atau disuruh guru mengerjakan di papan tulis. Walaupun dalam hal terpusatnya kegiatan pembelajaran masih kepada guru tetapi dominasi guru sudah banyak berkurang.
Menurut Suyitno (dalam Sulistiyorini, 2007:16), pada umumnya pembelajaran konvensional yang sering dilakukan oleh pendidik selama ini memiliki banyak kelemahan antara lain sebagai berikut:
  1. Kegiatan belajar adalah memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa. Tugas guru adalah memberi dan tugas siswa adalah menerima.
  2. Kegiatan pembelajaran seperti mengisi botol kosong dengan pengetahuan. Siswa merupakan penerima pengetahuan yang pasif.
  3. Pembelajaran konvensional cenderung mengkotak-kotakkan siswa.
  4. Kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada hasil daripada proses.
  5. Memacu siswa dalam kompetisi bagaikan ayam aduan, yaitu siswa bekerja keras untuk mengalahkan teman sekelasnya. Siapa yang kuat dia yang menang.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar